Label

Selasa, 15 Februari 2011

Inilah Raksasa Baru Petrokimia RI

Inilah Raksasa Baru Petrokimia RI

JAKARTA, KOMPAS.com — PT Tri Polyta Indonesia Tbk menyatakan akan merger dengan PT Chandra Asri membentuk perusahaan petrokimia terintegrasi yang efisien dan saling menguntungkan. Merger ini membentuk satu perusahaan petrokimia baru terbesar di Indonesia dan berskala global.
Direktur Tri Polyta Suryandi, Minggu (26/9/2010) di Jakarta, mengatakan, manajemen Tri Polyta akan menyerahkan pernyataan pendaftaran dan rancangan merger dengan PT Chandra Asri kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan serta kreditor perseroan, Senin ini.
Pada hari itu juga, perseroan akan mengumumkan rencana rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) perseroan kepada pemegang saham dan publik.
Aksi korporasi penggabungan kedua perusahaan yang bergerak di sektor petrokimia tersebut akan dilakukan melalui RUPSLB yang dijadwalkan 27 Oktober 2010. Diharapkan, perusahaan baru dengan nama PT Chandra Asri Petrochemical Tbk sudah efektif pada 1 Januari 2011.
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk, kata Suryandi, selanjutnya akan menjadi sebuah perusahaan petrokimia yang terintegrasi dengan kegiatan usaha yang mencakup hampir semua aspek rantai produksi petrokimia dan menghasilkan beberapa produk untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat luas. Gabungan kedua perusahaan tersebut juga akan membuat perusahaan baru yang lebih efisien dan menguntungkan bagi perusahaan, pemegang saham, dan pemangku kepentingan lainnya.
Menurut Suryandi, merger Tri Polyta dengan PT Chandra Asri merupakan merger vertikal antaranak perusahaan PT Barito Pacific Tbk. Menurut dia, tidak akan ada benturan kepentingan, mengingat merger yang dilakukan terbatas pada pertukaran saham (share swap) antarkedua perusahaan. ”Merger ini akan memberikan sinergi yang menguntungkan bagi kedua perusahaan. Sebab, selama ini kebutuhan bahan baku kami dipenuhi oleh PT Chandra Asri,” kata Suryandi.
Beberapa manfaat yang dihasilkan dari penggabungan Chandra Asri dan Tri Polyta di antaranya akan membuat aktivitas produksi lebih efisien sehingga akan memberikan keuntungan strategis jangka panjang dari sisi operasional dan logistik.
Dengan menjadi perusahaan petrokimia yang terintegrasi, perusahaan yang baru akan memiliki kemampuan pendanaan yang lebih besar dan menciptakan peluang bisnis lebih baik sehingga dapat meningkatkan kinerja perseroan.
Menurut Sekretaris Perusahaan Chandra Asri Suhat Miyarso, keputusan merger dilakukan setelah melalui proses uji tuntas (due dilligence) ketat sejak Juli 2010. Proses tersebut dilakukan dengan memerhatikan masukan untuk menciptakan keuntungan bagi semua pemegang saham dan pemangku kepentingan perseroan. ”Proses merger ini juga telah memerhatikan beberapa aspek, seperti kepentingan karyawan, kreditor, pemegang saham, dan stakeholder lainnya dari kedua perusahaan,” ujar Suhat menegaskan.
Tri Polyta yang berdiri tahun 1988 dan beroperasi komersial sejak tahun 1992 merupakan perusahaan yang memproduksi bijih plastik polypropylene dengan kapasitas produksi saat ini 360 kiloton per annum. Polypropylene adalah bahan baku untuk beberapa produk konsumen, seperti kemasan makanan, perabot rumah tangga, komponen otomotif, dan peralatan elektronik.
PT Barito Pacific Tbk pada 5 Agustus 2008 menguasai 77,93 persen saham Tri Polyta. Dengan pangsa pasar sebesar 46 persen, total aset Tri Polyta saat ini 280 juta dollar AS atau sekitar Rp 2,5 triliun. (REI)
http://bisniskeuangan.kompas.com/rea...etrokimia.RI-5