Label

Kamis, 22 September 2011

kebutuhan gas papua dipastikan aman



Selasa, 20 September 2011
 
JAKARTA. Kebutuhan gas bagi pengembangan industri petrokimia terpadu di Tangguh, Papua bisa dipastikan aman. Pasalnya, cadangan gas di sana lebih dari cukup.

Dirjen Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Panggah Susanto mengungkapkan, kebutuhan gas untuk pengembangan industri petrokimia di sana diperkirakan mencapai 300 juta kaki kubik per hari (MMscfd). "Cadangan gas di Tangguh cukup besar dan siap produksi," ujarnya.

Panggah bilang, rencana bisnis untuk pengembangan kawasan industri itu akan tuntas dalam dua pekan mendatang. Menurutnya, masalah prinsip dalam pengembangan kawasan industri itu sudah hampir terselesaikan semua.

Rencana bisnis itu di antaranya membahas rencana pengembangan yang akan dilakukan, kebutuhan bahan baku dan juga energi. Kata Panggah, pengembangan industri petrokimia terpadu akan difokuskan untuk memproduksi methanol, amoniak dan kemungkinan dilanjutkan produksi pupuk.

"Ke depan, kawasan industri itu juga bisa dikembangkan untuk memproduksi produk hilir lainnya, seperti ammonium nitrat untuk kebutuhan bahan peledak," imbuhnya.

Menteri Perindustrian MS Hidayat menyebutkan, rencana bisnis pengembangan kawasan industri itu disusun bersama dengan asosiasi dan lembaga terkait lainnya. Menurutnya, dalam rencana bisnis itu sudah ada kajian manfaat gas bumi dan biayanya. "Gas bumi juga akan dimanfaatkan untuk mendukung ketahanan pangan dan pengembangan food estate di Papua,” kata Hidayat.
 

Siam Cement beli 30% saham Chandra Asri

Siam Cement beli 30% saham Chandra Asri


BANGKOK. Siam Cement Pcl. membeli 30 % saham PT Chandra Astri Petrochemical senilai US$ 418 juta. Perusahaan semen asal Thailand ini membeli sebanyak 218,5 juta saham dari PT Barito Pacific dan 701,3 juta saham dari Apleton Investment pada harga Rp 4.088 per saham.

"Investasi ini menunjukkan kesempatan yang unik bagi SCG Chemical untuk berinvestasi di perusahaan petrokimia Indonesia sebagai pasar yang tumbuh dinamis," kata Siam Cement dalam keterbukaan informasi di bursa Bangkok, Selasa (20/9).

Akibat pembelian ini, harga saham Siam Cement naik sebesar 0,7% menjadi 305 baht pada pukul 10.01 WIB. Sementara saham Chandra Asri turun sebesar 5,6% ke level Rp 3.800 per saham.

Pembelian saham yang dilakukan Siam Cement ini tidak mengubah komposisi pemegang saham mayoritas. Barito Pacific tetap menjadi pengontrol Chandra Asri.

Sebelumnya, ada beberapa perusahaan yang tertarik membeli saham Chandra Asri. Selain Siam Cement, PTT Chemical Pcl dan Lotte Group juga tertarik membeli saham perusahaan petrokimia tersebut.