Label

Selasa, 29 Maret 2011

Pertamina dan Kuwait teken kerjasama Juni mendatang

Industri

 
Senin, 28 Maret 2011 | 18:01  oleh Fitri Nur Arifenie
PRODUKSI MINYAK
Pertamina dan Kuwait teken kerjasama Juni mendatang
JAKARTA. Bulan Juni mendatang, PT Pertamina (Persero) akan menandatangani joint venture dengan Kuwait Petroleum Corporation (KPC). Kerjasama itu untuk pelaksanaan proyek kilang Balongan.
Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan mengatakan, penandatanganan itu akan dilakukan oleh Menteri ESDM Kuwait. "kami mesti rapat lagi untuk membicarakan masalah distribusi," ujar Karen, Senin (28/3).
Proyek kerjasama tersebut tersebut akan menelan dana US$ 8-9 miliar, dengan kapasitas produksi minyak mencapai 300.000 barel perhari.
Hasil produksi kilang Balongan tersebut untuk kepentingan dalam negeri. Selain diolah menjadi BBM, kilang Balongan akan menghasilkan produk turunan seperti nafta (produk turunan minyak bumi) untuk kebutuhan industri petrokimia.
Pertamina merencanakan menaikkan kapasitas produksi kilang sebesar 64,02% tahun 2017 nanti. Pertamina berharap produksi itu naik dari 40,64 juta kiloliter (KL) menjadi 66,66 juta KL tahun 2017 mendatang.

Investor Italia Tertarik Investasi di Industri Ban

Investor Italia Tertarik Investasi di Industri Ban

BY ABDUL MALIK
Ketersediaan pasokan butadiene di dalam negeri mendorong pabrikan ban berinvestasi di Indonesia. (BLOOMBERG/ WOLFGANG VON BRAUCHITSCH)
JAKARTA (IFT) – Pabrikan ban asal Italia tertarik membangun pabrik ban di Indonesia menyusul rencana pembangunan pabrik butadiene oleh PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) tahun ini. MS Hidayat, Menteri Perindustrian, mengatakan rencana masuknya perusahaan ban Italia disampaikan jajaran manajemen Chandra Asri saat pertemuan, Senin lalu.
"Jadi kalau butadiene bisa diproduksi disini, seluruh pabrik ban tidak perlu lagi impor lagi bahan baku. Bahkan, begitu mendengar butadiene mau diproduksi disini ada satu perusahaan Italia yang tertarik investasi," katanya di Jakarta.
Menurut Hidayat, pihak investor Italia tersebut dikabarkan bakal menemui pemerintah dalam waktu dekat terkait rencana investasinya. Alasan investor tersebut masuk ke Indonesia adalah karena merasa lebih efisien jika pasokan butadiene sudah tersedia di dalam negeri. sebab selama ini pasokan butadiene sebagai bahan baku industri ban, 100% masih didapatkan secara impor.
Pabrik butadiene yang dibangun Chandra Asri melalui anak perusahaannya, PT Petrokimia Butadiena Indonesia dengan investasi sebesar US$ 100 juta itu direncanakan mulai dibangun tahun ini. Pabrik tersebut ditargetkan mulai beroperasi kuartal II 2013.  
Meskipun belum terkonfirmasi, siapa calon investor Italia yang bakal investasi di industri ban, pemain utama dan satu-satunya pabrikan ban dari Italia adalah Pirelli. Produsen ban raksasa itu memiliki pangsa pasar menengah ke atas. Pirelli mengklim sebagai perusahaan ban dunia yang meraih pangsa pasar terbesar ke-5 di dunia, dengan segmen premium.
Sejak didirikan tahun 1872, sudah dibangun sebanyak 20 pabrik Pirelli di penjuru dunia, di empat benua yang beroperasi bagi 160 negara di dunia.
Ketika dikonfirmasi, Ralph Traviati, Juru Bicara Pirelli, mengatakan di masa mendatang ada peluang Pirelli untuk menanamkan investasinya di Indonesia. "Namun pada saat ini, kami masih fokus investasi di negara lain," katanya kepada IFT, Selasa.
Departemen Riset IFT menilai, masuknya investor baru ke industri ban merupakan hal positif bagi Indonesia. Selain akan menyerap banyak tenaga kerja, Indonesia akan semakin menarik di mata investor internasional karena masuknya investor-investor besar dunia.
Jika a produknya akan dijual di Indonesia, maka tidak akan merubah pangsa pasar ban yang sudah ada. Hal ini dikarenakan Pirelli merupakan ban dengan segmen khusus, yaitu menengah atas.
Sambut Positif
Azis Pane, Ketua Asosiasi Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia, pihaknya menyambut baik apabila Pirelli bersedia menanamkan investasinya di Indonesia. Kehadiran Pirelli akan semakin menambah ramai peta persaingan industri ban nasional.
"Saya menyambut baik jika Pirelli mau masuk. Namun saya pastikan kebedaaannya tidak akan mengganggu peta persaingan industri ban nasional. Sebab dia memiliki pangsa pasar menengah ke atas. Sehingga untuk produk-produk ban premium dengan adanya Pirelli, kita tidak akan perlu impor lagi," katanya.
Menurut Aziz, Pirelli sudah memiliki pabrik ban besar di Thailand. Dengan melihat kondisi tersebut, sebenarnya kecil peluangnya bagi Pirelli untuk melakukan investasi di Indonesia. Sebab produksi ban di pabrik Indonesia justru akan bersaing dengan produksi pabrikan di Thailand.
Peluang terbesar investasi yang dilakukan Pirelli justru mengarah ke China. Meski demikian, dengan melimpahnya pasokan karet alam di dalam negeri serta bakal tersedianya butadiene yang pabriknya sedang dibangun Chandra Asri semakin menarik investor ban untuk masuk.
Sebelumnya, Hankook Tire Co Ltd, salah satu produsen ban dunia asal Korea menanamkan investasi sebesar US$ 353 juta untuk membangun pabrik ban di Bekasi, Jawa Barat. Pembangunan pabrik tersebut ditargetkan semakin memantapkan posisi Hankook menjadi lima besar produsen ban dunia di 2014. Pabrik ini ditargetkan akan mampu menambah total produksi Hankook menjadi 100 juta unit ban tiap tahun pada 2014.

DAMPAK GEMPA JEPANG

DAMPAK GEMPA JEPANG
Pemerintah kaji pasokan migas ke Jepang
JAKARTA. Pemerintah sedang mengkaji permintaan tambahan pasokan minyak dan gas (migas) ke Jepang. Sebab, selama ini prioritas pasokan migas hanya untuk kepentingan dalam negeri.
Menteri Perindustrian MS Hidayat bilang kesulitan memasok migas menjadi salah satu persoalan utama di Jepang saat ini. "Kita harus memperlakukan permintaan itu sedemikian rupa," kata Hidayat usai mendampingi Presiden di kantor Direktorat Jenderal Pajak, Jumat (18/3).
Tapi, pemerintah tidak akan menambah pasokan migas ke Jepang lantaran kebutuhan dalam negeri begitu besar. Pasalnya, kata Hidayat, akan sangat politis dampaknya kalau kekurangan pasokan migas dalam negeri dibiarkan. "Ini pakai kontrak yang lama saja yang tahun 2013 berakhir, kalau menambah saya kira enggak mungkin," kata mantan Ketua Umum Kadin itu.
Sebagai informasi, pemerintah Jepang melalui Wakil Menteri Luar Negerinya Makiko Kikuta telah meminta bantuan tambahan pasokan gas dan minyak dari Indonesia guna mengatasi berkurangnya sumber listrik. Sebab, pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Fukushima tidak beroperasi.
Yang jelas, pemerintah menetapkan pasokan gas untuk memenuhi kebutuhan lokal. Sasarannya antara lain pembangkit listrik, industri pupuk, petrokimia, dan keramik.
Menteri Keuangan Agus Martowardojo menambahkan, pemerintah memberikan perhatian atas permintaan bantuan dari Jepang. "Kalau Jepang meminta kita akan berikan perhatian karena selama ini kita dibantu Jepang banyak," kata Agus.
Sebagai contoh, pemerintah sudah memberikan dukungan dana sebesar US$2 juta sebagai wujud solidaritas bencana tsunami. Tapi, menurut Agus, kalau permintaan dalam bentuk lain seperti pasokan gas memang harus dibahas dulu.

Senada, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa bilang saat BP Migas sedang mengkaji permintaan itu. "Kita harus melihat kemampuan dan kepentingan domestik dan bagaimana menjaga keseimbangan," kata Hatta.

Indorama Akan Bangun Pabrik Poliester Senilai US$ 200 Juta

Indorama Akan Bangun Pabrik Poliester Senilai US$ 200 Juta

BY HADI SAKSONO
Penambahan investasi Indorama di Indonesia akan memperkuat produksi poliester perusahaan. (BLOOMBERG/ASIM HAFEEZ) JAKARTA (IFT) - Indorama Ventures PCL, induk usaha PT Indorama Synthetics Tbk (INDR), produsen tekstil dan produk tekstil berencana menambah investasi sebesar US$ 200 juta untuk membangun pabrik poliester, bahan baku produk tekstil di Indonesia. Investasi yang akan dilakukan dalam tiga tahun ke depan itu ditujukan untuk meningkatkan pangsa Indorama dalam memasok poliester ke pasar dunia.
Saat ini Indorama Group menguasai 30% pasokan poliester dunia dengan kapasitas produksi sebesar 3,5 juta ton per tahun. Kelompok usaha itu berencana menambah total kapasitas produksi menjadi 10 juta ton dengan tambahan investasi US$ 3,8 miliar sampai 2014.
VS Baldwa, Sekretaris Perusahaan PT Indorama Synthetics Tbk (INDR), membenarkan rencana pembangunan pabrik tersebut. "Pabrik baru itu akan dibangun oleh Indorama Ventures PCL," ujar Baldwa kepada IFT tanpa menjelaskan tujuan dan dan target Indorama Group membangun pabrik poliester tersebut.
Sri Prakash Lohia, Chairman Indorama Group, mengatakan penambahan investasi Indorama di Indonesia akan memperkuat produksi poliester perseroan.
"Kami bicara soal investasi baru Indorama di Indonesia di sektor poliester," kata Prakash usai menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Jakarta.
Gita Wirjawan, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, mengatakan investasi tambahan Indorama untuk membangun pabrik poliester itu merupakan ekspansi lanjutan setelah mengakuisisi PT SK Keris, produsen
poliester di Indonesia. "Indorama baru mengambil perusahaan SK Keris yang ada di Tangerang dari Grup Batik Keris. Kemudian mereka mau bangun pabrik poliester senilai US$ 200 juta," katanya.
Indorama Ventures PCL sebelumnya telah merampungkan akuisisi SK Keris, produsen serat dan benang poliester di Indonesia, pada awal Maret 2011. Dengan mengakuisisi SK Keris, pangsa pasar benang Indorama akan menjadi 29%, sekaligus menjadi pemimpin pasar dalam industri benang Indonesia, mengalahkan pangsa PT Asia Pacific Fibers Tbk (POLY) sebesar 20% saat ini.
Selain berinvestasi di sektor poliester,Hatta Radjasa, Menteri Koordinator Perekonomian, menjelaskan Indorama Group mengajukan proposal kepada pemerintah Indonesia terkait rencana investasi senilai US$ 5,2 miliar untuk memproduksi minyak dari sumur-sumur tua di Indonesia, serta program gasifikasi batu bara untuk diubah menjadi metanol.
Pada penutupan perdagangan Senin, harga saham IndoramaSynthetics turun 2,1% menjadi Rp 2.375 dibandingkan perdagangan Jumat pekan lalu.(*)

Proyek kilang Balongan Pertamina dengan Kuwait menelan biaya US$ 9 miliar

KERJASAMA EKSPANSI KILANG MINYAK
Proyek kilang Balongan Pertamina dengan Kuwait menelan biaya US$ 9 miliar
JAKARTA. PT Pertamina (Persero) akan menandatangani perjanjian kerjasama dengan Kuwait Petroleum Corporation (KPC) untuk ekspansi kilang Balongan pada Juni 2011.

Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan mengatakan, penandatanganan itu akan dilakukan oleh Menteri ESDM Kuwait. "Kita masih ada rapat lagi pada awal April untuk membicarakan masalah distribusi," ujar Karen, Senin (28/3).

Proyek kerjasama ini diperkirakan menelan dana sekitar US$ 8 miliar hingga 9 miliar dengan kapasitas produksi 300.000 barel per hari.

Adapun hasil produksi kilang Balongan ini nantinya diutamakan untuk kepentingan dalam negeri. Selain memproduksi BBM, kilang Balongan dapat dimaksimalkan untuk menghasilkan produk turunan, yakni nafta (produk turunan minyak bumi). Nantinya, produk turunan tersebut dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan industri petrokimia.

Seperti diketahui, Pertamina berancang-ancang untuk menaikkan kapasitas produksi kilang sebesar 64,02% pada tahun 2017 dari jumlah kapasitas produksi kilang saat ini. Alasannya, berdasarkan data dari Pertamina, saat ini total kapasitas produksi kilang minyak mentah Pertamina sebesar 40,64 juta kiloliter (KL). Pada tahun 2017 nanti, total kapasitas kilang minyak mentah Pertamina akan terkerek naik sebesar 66,66 juta KL.

Menurut catatan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), saat ini produksi BBM Pertamina masih jauh untuk menutup kebutuhan. Produksi premium Pertamina hanya mampu mencapai 10,58 juta kiloliter (KL). Sementara itu kebutuhan premium mencapai 23,16 juta KL.

Sedangkan untuk Pertamax, Pertamina masih harus mengimpor sebesar 0,46 juta KL. Kemampuan kilang Pertamina hanya sebesar 0,34 juta KL. Padahal konsumsi Pertamax bisa mencapai 0,80 juta KL.

"Jika kebijakan pembatasan dilakukan, konsumsi premium bakal berkurang tetapi konsumsi Pertamax akan naik signifikan," jelas Dirjen Migas Kementerian ESDM, Evita Herawati Legowo.