Label

Selasa, 13 Desember 2011

Industri semen kian menjanjikan

INDUSTRI SEMEN
Industri semen kian menjanjikan
JAKARTA. Industri semen terus bersinar dengan maraknya pembangunan properti dan infrastruktur di Indonesia. Peluang ini tak hanya memicu perusahaan semen lokal untuk ekspansi. Investor asing pun tertarik untuk masuk ke sektor ini.
Panggah Susanto, Direktur Jenderal (Dirjen) Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian, memprediksi kan hingga akhir tahun 2011, penjualan semen akan meningkat 7%-8% dari 2010. Tahun 2012, penjualan semen bakal tumbuh 10% ketimbang tahun ini. "Pertumbuhan industri semen menarik investor asing dan pemerintah bersikap terbuka terhadap mereka," tutur Panggah kepada KONTAN, kemarin (5/12).
Urip Timuryono, Ketua Umum ASI menjelaskan, ada dua pendorong utama kenaikan penjualan semen. Pertumbuhan industri properti mendorong 30% kenaikan permintaan semen. Pembangunan infrastruktur menyokong 70% kenaikan permintaan semen.
Tahun ini, beberapa perusahaan semen asing berencana membangun pabrik semen di Tanah Air. Salah satunya perusahaan semen asal Prancis, PT Lafarge Cement Indonesia, yang akan membangun pabrik di Langkat, Sumatera Utara berkapasitas 1,5 juta ton per tahun. Lafarge akan berinvestasi Rp 5 triliun.
Ada pula konsorsium dari China, Anhui Conch Cement Company Ltd, yang berencana membangun pabrik semen di empat provinsi di Indonesia dengan total kapasitas 36.400 ton klinker per hari. Dia akan berinvestasi US$ 2,35 miliar dengan kapasitas produksi 2 juta ton per tahun.
Selain itu, China Triumph International Engineering Co Ltd (CTIEC) akan mendirikan pabrik semen di Grobogan, Jawa Tengah senilai US$ 350 juta. CTIEC menggandeng PT Semen Grobogan Semarang sebagai mitra lokal.
Menggenjot produksi
Saat ini sembilan pabrik semen beroperasi di Indonesia. Mereka antara lain Indocement, Holcim, Bosowa, Semen Gresik, Baturaja, Andalas, dan Padang. Tak kalah dengan para investor asing, mereka pun sedang giat berekspansi.
Misalkan, PT Semen Gresik Tbk (SMGR) yang memacu produksi sampai 25 juta ton per tahun di tahun 2012. Angka produksi itu naik 25% ketimbang produksi tahun ini yang sebesar 20 juta ton.
Semen Gresik memperluas pabriknya di Gresik dan membangun pabrik baru di Sulawesi Selatan (Sulsel). Investasi totalnya Rp 7 triliun.
Dengan perluasan itu, produksi pabrik di Gresik akan bertambah 2,5 juta ton setelah beroperasi Januari 2012. Sedangkan pabrik baru di Sulsel menghasilkan sekitar 2,5 juta ton per Juli 2012.
Dwi Sucipto, Presiden Direktur Semen Gresik, mengatakan ekspansi perusahaannya itu untuk mengantisipasi permintaan semen di dalam negeri. "Saat ini marak proyek infrastruktur," kata dia.
PT Bosowa Groups Corporation juga hendak menambah kapasitas produksi dari kedua pabriknya yaitu PT Semen Bosowa Maros dan PT Semen Bosowa Batam. Seperti yang ditulis Harian KONTAN, Bosowa telah membangun pabrik kedua di Maros, Sulawesi Selatan pada pertengahan tahun 2011.Dengan pabrik ini, Bosowa menargetkan tahun depan kapasitas produksi naik 30% menjadi 4,5 juta ton per tahun.
Sebagai informasi, Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mencatat, volume produksi Januari-September 2011 mencapai 34,3 juta ton, melesat 16% dari pencapaian kuartal III 2010. ASI memprediksi tahun ini produksi semen nasional akan mencapai 45 juta ton.
Tahun depan, ASI menargetkan produksi naik 8% menjadi 48,6 juta ton. Urip berpendapat kenaikan tersebut terdorong ekspansi produsen menambah kapasitas ataupun membuka pabrik baru.