Label

Rabu, 26 Januari 2011

REVITALISASI PABRIK PUSRI II

REVITALISASI PABRIK
Pusri akan revitalisasi pabrik pupuk II
JAKARTA. PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri Holding) akan merevitalisasi pabtrik pupuk Sriwidjaja II. Sebab, pabrik tersebut sudah uzur.

Direktur Teknik dan Pengembangan Musthofa mengatakan, pabrik pupuk Sriwidjaja II sudah tidak efisien lagi. Produksinya hanya mencapai 2.000 metrik ton per hari (MTPD) amoniak dan 2.750 MTPD urea.

Sedangkan, konsumsi energinya sangat besar. "Kalau untuk amoniak mencapai 32 MMBTU per ton, kalau urea itu mencapai 26 MMBTU per ton," ujarnya.

Nantinya, Pusri akan membangun pabrik baru yang kebutuhan bahan baku gas bumi mencapai 86 MMSCFD atau sekitar 29.670 MMSCF pertahun atau 593,4 BSCF untuk 20 tahun. "Ini jauh lebih irit dibandingkan pabrik Pusri II," tambahannya.

Untuk biaya revitalisasi ini, Musthofa memperkirakan biayanya mencapai US$ 695 juta. Rencananya, proyek ini akan dilakukan mulai 2012 hingga 2014.

SERAPAN UREA STAGNAN, KEBUTUHAN NPK NAIK

Serapan urea stagnan, kebutuhan NPK justru naik
JAKARTA. Serapan urea pada tahun ini tak akan lebih tinggi ketimbang tahun lalu. Meskipun luas areal lahan perkebunan bertambah. "NPK naik karena luas areal bertambah tapi saya lupa persisnya berapa penambahannya," ujar Direktur Utama PT Pupuk Petrokimia, Hidayat Nyakman kepada KONTAN, Rabu (26/1).

Pada tahun ini, total produksi urea nasional mencapai 7,1 juta ton. Sedangkan total produksi urea nasional pada 2009 sebesar 6,7 juta ton.

Sedangkan serapan untuk urea pada tahun lalu sebesar 4,8 juta ton. "Untuk tahun ini tidak begitu jauh dari dulu, berkisar sekitar 5 juta ton untuk subsidi," kata Hidayat. Kemudian sekitar 500.000 hingga 1 juta ton untuk kebutuhan perkebunan. Nah, sisanya sekitar 1 juta ton kata Hidayat masih ada peluang untuk ekspor.

Meski konsumsi urea stagnan, konsumsi pupuk NPK justru akan terkerek naik. Tahun lalu, konsumsi NPK hanya sebesar 1,8 juta ton. Pada tahun ini, konsumsi NPK diperkirakan mencapai 2,8 juta ton.

Direktur Teknik dan Pengembangan PT Pusri Holding, Mustofa menyatakan sejauh ini pengaturan tata niaga pupuk sudah dapat memenuhi ketersediaan pupuk pada berbagai lini. Mustofa menjamin tak akan ada kelangkaan pupuk. "Sosialisasi masih dilakukan kepada petani yang belum masuk kelompok tani. Ini untuk menyempurnakan sistem distribusi," jelas Mustofa.
   

ANGGARAN SUBSIDI

ANGGRANAN SUBSIDI
Anggaran subsidi pupuk naik
JAKARTA. Deputi Industri Primer, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Megananda Daryono mengungkapkan anggaran subsidi pupuk pada tahun ini naik ketimbang tahun lalu meski serapan pupuk tak jauh beda. Sebab, Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk mengalami kenaikan. "HET urea naik dari Rp 1.600 hingga Rp 1.800 per kg. Kalau NPK subsidi HET akan naik dari Rp 2.300 per kg menjadi Rp 2.600 per kg," papar Megananda.

Meski HET naik, Direktur Teknik dan Pengembangan PT Pusri Holding, Mustofa menjamin tak akan mengganggu distribusi pupuk. Pasalnya, minimnya penyerapan pupuk pada tahun lalu yang masih rendah mengakibatkan stok nasional di atas ketentuan pemerintah.

Tahun ini, Pusri Holding menargetkan laba sekitar Rp 3,8 triliun. Tahun lalu, laba Pusri Holding mencapai Rp 2,8 triliun.

Masih butuh gas

Persoalan yang membelit saat ini bagi industri pupuk adalah pasokan gas bumi. Menurut Megananda, saat ini yang sudah mendapatkan kepastian komitmen pasokan gas adalah PT Pupuk Iskandar Muda (PIM). Sedangkan untuk Pupuk Sriwidjaya, Pupuk Kalimantan Timur, Pupuk Kujang Cikampek dan Pupuk Petrokimia Gresik masih dilakukan pembahasan.

"PIM sudah selesai dengan Medco untuk pasokan 2013-2017. Kemudian untuk Pusri sedang dibahas dan disiapkan MoUnya. Kujang juga sedang dibahas, untuk Petrokimia baru bisa dibahas pada semester II 2011," kata Megananda.

Seperti diketahui, produsen pupuk sedang galak untuk melakukan revitalisasi dalam waktu lima tahun ke depan. Revitalisasi yang dilakukan adalah PKT V, PKG 2, Pusri II B dan PKC IC. Selain itu juga, produsen pupuk ini juga sedang merencanakan untuk membangun pabrik pupuk Urea di Tangguh. Kata Megananda, pembangunan di Tangguh karena lebih dekat dengan pasokan gas.

"Untuk Petrokimia, gasnya dari cepu tetapi pasokan gasnya masih menunggu siapa operatornya karena ini kan masih dibahas. Kalau sudah ketahuan operatornya siapa, PoDnya akan dibuat nanti akan dimulai negoisasi harganya," jelas Megananda.

Berdasarkan data dari BP Migas, pada tahun ini domestik mendapatkan jatah gas sebesar 4.366 miliar british thermal unit per hari (BBTUD). Dari jumlah itu sekitar 26,6% atau 1.164,97 BBTUD diperuntukkan untuk industri pupuk.


Produksi PT Pupuk Sriwidjaya Holding

Urea
2008: 6,2 juta ton
2009: 6,8 juta ton
2010: 6,7 juta ton
RKAP 2011: 7,1 juta ton

Amoniak
2008: 4,2 juta ton
2009: 4,6 juta ton
2010: 4,5 juta ton
RKAP 2011: 4,8 juta ton

Non Urea
SP-36/SP-18
2008: 488,8 ribu ton
2009: 742,9 ribu ton
2010: 636,2 ribu ton
RKAP 2011: 580 ribu ton
ZA
2008: 692,6 ribu ton
2009: 767,8 ribu ton
2010: 792,9 ribu ton
RKAP 2011: 750 ribu ton
NPK/Phonska
2008: 1,2 juta ton
2009: 1,8 juta ton
2010: 1,8 juta ton
RKAP 2011: 2,8 juta ton

Kebutuhan NPK 2010 naik

Kebun meluas, kebutuhan NPK naik
JAKARTA. Tingginya permintaan komoditas perkebunan dan harga komoditasnya yang terus naik, mendorong banyak perusahaan perkebunan melakukan ekspansi berupa pembukaan lahan baru. Hal ini bakal mengerek permintaan pupuk NPK.
"Permintaan NPK naik karena luas areal perkebunan bertambah, tapi saya lupa persisnya berapa penambahannya," ujar Direktur Utama PT Pupuk Petrokimia Hidayat Nyakman kepada KONTAN (26/1). Dia memprediksi, pemakaian NPK tahun ini akan mencapai 2,8 juta ton. Jumlah ini naik dibanding tahun lalu yang sebesar 1,8 juta ton.
Berbeda dengan NPK, pemakaian pupuk urea bersubsidi tahun ini oleh sektor pertanian diprediksi tak jauh beda dengan penyerapan urea tahun lalu yang mencapai 4,8 juta ton. "Penyerapan pertanian tahun ini tak begitu jauh, berkisar sekitar 5 juta ton untuk subsidi," kata Hidayat.
Tingkat penyerapan urea pleh sektor pertanian ini masih di bawah produksi yang tahun ini ditargetkan 7,1 juta ton. Produksi ini naik dibanding tahun lalu sebanyak 6,7 juta ton. Dengan begitu, masih ada sisa yang belum terserap sebanyak 2,1 juta ton.
Menurut Hidayat, dari 2,1 juta ton itu sekitar 500.000-1 juta ton akan diserap sektor perkebunan. Nah, sisanya sekitar 1 juta ton kemungkinan akan diekspor.
Direktur Teknik dan Pengembangan PT Pupuk Sriwidjaya (Pusri) Holding Mustofa menyatakan, sejauh ini pengaturan tata niaga pupuk sudah dapat memenuhi kebutuhan pupuk pada berbagai lini. Mustofa menjamin, tak akan ada kelangkaan pupuk tahun ini. "Saat ini sosialisasi masih dilakukan kepada petani yang belum masuk kelompok tani. Ini untuk menyempurnakan sistem distribusi," jelas Mustofa.
Deputi Industri Primer, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Megananda Daryono mengatakan, meski serapan pupuk bersubsdi tahun ini tidak jauh berbeda dibandingkan tahun lalu, pemerintah tetap menaikkan anggaran subsidi pupuk. Pasalnya, harga eceran tertinggi (HET) pupuk mengalami kenaikan.
"HET urea naik dari Rp 1.600 hingga Rp 1.800 per kilogram (kg). Sementara HET NPK subsidi naik dari Rp 2.300 per kg jadi Rp 2.600 per kg," papar Megananda.
Masih terkendala gas
Meski HET naik, Mustofa menjamin distribusi pupuk tidak akan terganggu. Sebab, minimnya penyerapan pupuk tahun lalu mengakibatkan stok nasional di atas ketentuan pemerintah.
Namun, sebenarnya pasokan pupuk tahun ini belum aman benar. Pasalnya, hampir semua produsen pupuk masih terkendala pasokan gas sehingga aktivitas produksi bisa terganggu.
Bahkan, menurut Megananda, dari sekian banyak produsen pupuk, baru PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) yang mendapat kepastian komitmen pasokan gas tahun ini.
Sedangkan Pusri, Pupuk Kalimantan Timur (PKT), Pupuk Kujang Cikampek (PKC) dan Pupuk Petrokimia Gresik masih dalam tahap pembahasan.
"PIM mendapat komitmen gas dari Medco. Sementara Pusri sedang dibahas dan disiapkan MoU-nya. Kujang juga lagi dibahas, dan Petrokimia baru bisa dibahas pada semester II-2011," kata Megananda.
Sekadar catatan, produsen pupuk sedang melakukan revitalisasi pabrik dalam lima tahun ini. Program tersebut meliputi pabrik PKT V, pabrik kimia Gresik (PKG) 2, Pusri II B dan PKC IC. Namun program tersebut masih terkendala pasokan gas.

overview of petroleum refining process

TABLE IV:2-3. OVERVIEW OF PETROLEUM REFINING PROCESSES.
Process name
Action
Method
Purpose
Feedstock(s)
Product(s)
FRACTIONATION PROCESSES
Atmospheric distillation Separation Thermal Separate fractions Desalted crude oil Gas, gas oil, distillate, residual
Vacuum distillation Separation Thermal Separate w/o cracking Atmospheric tower residual Gas oil, lube stock, residual
CONVERSION PROCESSED--DECOMPOSITION
Catalytic cracking Alteration Catalytic Upgrade gasoline Gas oil, coke distillate Gasoline, petrochemical feedstock
Coking Polymerize Thermal Convert vacuum residuals Gas oil, coke distillate Gasoline, petrochemical feedstock
Hydro-cracking Hydrogenate Catalytic Convert to lighter HC's Gas oil, cracked oil, residual Lighter, higher-quality products
*Hydrogen steam reforming Decompose Thermal/ catalytic Produce hydrogen Desulfurized gas, O2, steam Hydrogen, CO, CO2
*Steam cracking Decompose Thermal Crack large molecules Atm tower hvy fuel/ distillate Cracked naphtha, coke, residual
Visbreaking Decompose Thermal reduce viscosity Atmospheric tower residual Distillate, tar
CONVERSION PROCESSES--UNIFICATION
Alkylation Combining Catalytic Unite olefins & isoparaffins Tower isobutane/ cracker olefin Iso-octane (alkylate)
Grease compounding Combining Thermal Combine soaps & oils Lube oil, fatty acid, alky metal Lubricating grease
Polymerizing Polymerize Catalytic Unite 2 or more olefins Cracker olefins High-octane naphtha, petrochemical stocks
CONVERSION PROCESSES--ALTERATION OR REARRANGEMENT
Catalytic reforming Alteration/
dehydration
Catalytic Upgrade low-octane naphtha Coker/ hydro-cracker naphtha High oct. Reformate/ aromatic
Isomerization Rearrange Catalytic Convert straight chain to branch Butane, pentane, hexane Isobutane/ pentane/ hexane
TREATMENT PROCESSES
*Amine treating Treatment Absorption Remove acidic contaminants Sour gas, HCs w/CO2 & H2S Acid free gases & liquid HCs
Desalting Dehydration Absorption Remove contaminants Crude oil Desalted crude oil
Drying & sweetening Treatment Abspt/ therm Remove H2O & sulfur cmpds Liq Hcs, LPG, alky feedstk Sweet & dry hydrocarbons
*Furfural extraction Solvent extr. Absorption Upgrade mid distillate & lubes Cycle oils & lube feed-stocks High quality diesel & lube oil
Hydrodesulfurization Treatment Catalytic Remove sulfur, contaminants High-sulfur residual/ gas oil Desulfurized olefins
Hydrotreating Hydrogenation Catalytic Remove impurities, saturate HC's Residuals, cracked HC's Cracker feed, distillate, lube
*Phenol extraction Solvent extr. Abspt/ therm Improve visc. index, color Lube oil base stocks High quality lube oils
Solvent deasphalting Treatment Absorption Remove asphalt Vac. tower residual, propane Heavy lube oil, asphalt
Solvent dewaxing Treatment Cool/ filter Remove wax from lube stocks Vac. tower lube oils Dewaxed lube basestock
Solvent extraction Solvent extr. Abspt/ precip. Separate unsat. oils Gas oil, reformate, distillate High-octane gasoline
Sweetening Treatment Catalytic Remv H2S, convert mercaptan Untreated distillate/gasoline High-quality distillate/gasoline
* Note: These processes are not depicted in the refinery process flow chart.

Kilang minyak/ Refinery di indonesia

Kilang minyak (oil refinery) adalah pabrik/fasilitas industri yang mengolah minyak mentah menjadi produk petroleum yang bisa langsung digunakan maupun produk-produk lain yang menjadi bahan baku bagi industri petrokimia. Produk-produk utama yang dihasilkan dari kilang minyak antara lain: minyak bensin (gasoline), minyak disel, minyak tanah (kerosene). Kilang minyak merupakan fasilitas industri yang sangat kompleks dengan berbagai jenis peralatan proses dan fasilitas pendukungnya. Selain itu, pembangunannya juga membutuhkan biaya yang sangat besar.

Daftar isi

[sembunyikan]

[sunting] Proses Operasi di dalam Kilang Minyak

Gambar ini memperlihatkan diagram dari proses-proses yang umum berlangsung di dalam kilang minyak. Sumber: UOP
Minyak mentah yang baru dipompakan ke luar dari tanah dan belum diproses umumnya tidak begitu bermanfaat. Agar dapat dimanfaatkan secara optimal, minyak mentah tersebut harus diproses terlebih dahulu di dalam kilang minyak.
Minyak mentah merupakan campuran yang amat kompleks yang tersusun dari berbagai senyawa hidrokarbon. Di dalam kilang minyak tersebut, minyak mentah akan mengalami sejumlah proses yang akan memurnikan dan mengubah struktur dan komposisinya sehingga diperoleh produk yang bermanfaat.
Secara garis besar, proses yang berlangsung di dalam kilang minyak dapat digolongkan menjadi 5 bagian, yaitu:
  • Proses Distilasi, yaitu proses penyulingan berdasarkan perbedaan titik didih; Proses ini berlangsung di Kolom Distilasi Atmosferik dan Kolom Destilasi Vakum.
  • Proses Konversi, yaitu proses untuk mengubah ukuran dan struktur senyawa hidrokarbon. Termasuk dalam proses ini adalah:
  • Proses Pengolahan (treatment). Proses ini dimaksudkan untuk menyiapkan fraksi-fraksi hidrokarbon untuk diolah lebih lanjut, juga untuk diolah menjadi produk akhir.
  • Formulasi dan Pencampuran (Blending), yaitu proses pencampuran fraksi-fraksi hidrokarbon dan penambahan bahan aditif untuk mendapatkan produk akhir dengan spesikasi tertentu.
  • Proses-proses lainnya, antara lain meliputi: pengolahan limbah, proses penghilangan air asin (sour-water stripping), proses pemerolehan kembali sulfur (sulphur recovery), proses pemanasan, proses pendinginan, proses pembuatan hidrogen, dan proses-proses pendukung lainnya.

[sunting] Proses Distilasi

Gambar ini memperlihatkan proses distilasi (penyulingan) minyak mentah yang berlangsung di Kolom Distilasi.
Tahap awal proses pengilangan berupa proses distilasi (penyulingan) yang berlangsung di dalam Kolom Distilasi Atmosferik dan Kolom Distilasi Vacuum. Di kedua unit proses ini minyak mentah disuling menjadi fraksi-fraksinya, yaitu gas, distilat ringan (seperti minyak bensin), distilat menengah (seperti minyak tanah, minyak solar), minyak bakar (gas oil), dan residu. Pemisahan fraksi tersebut didasarkan pada titik didihnya.
Kolom distilasi berupa bejana tekan silindris yang tinggi (sekitar 40 m) dan di dalamnya terdapat tray-tray yang berfungsi memisahkan dan mengumpulkan fluida panas yang menguap ke atas. Fraksi hidrokarbon berat mengumpul di bagian bawah kolom, sementara fraksi-fraksi yang lebih ringan akan mengumpul di bagian-bagian kolom yang lebih atas.
Fraksi-fraksi hidrokarbon yang diperoleh dari kolom distilasi ini akan diproses lebih lanjut di unit-unit proses yang lain, seperti: Fluid Catalytic Cracker, dll.

[sunting] Produk-produk Kilang Minyak

Produk-produk utama kilang minyak adalah:

[sunting] Kilang Minyak di Indonesia

Di Indonesia terdapat sejumlah kilang minyak, antara lain:
Semua kilang minyak di atas dioperasikan oleh Pertamina.

penjualan jamu 2011 diperkirakan meningkat 10 - 20 %

INDUSTRI JAMU
Bahan baku jamu naik, penjualan jamu pada 2011 berpotensi terhambat
JAKARTA. Potensi penjualan jamu nasional pada tahun 2011 sebenarnya masih bagus. Ketua Umum Gabungan Pengusaha (GP) Jamu, Charles Saerang mengatakan, penjualan jamu tahun ini bisa mencapai Rp 11 triliun-Rp 12 triliun, naik 10%-15% dari tahun 2010 yang sebesar Rp 10 triliun.

Charles yakin target tersebut dapat tercapai karena banyak perusahaan yang telah melakukan diversifikasi produk, seperti menjadikan jamu berbentuk permen, dan produk makanan dan minuman. "Penggunaan untuk pengobatan herbal juga semakin banyak," kata Charles kepada KONTAN, (25/1).

Meskipun begitu, potensi tersebut terancam tidak dapat dicapai akibat harga bahan baku yang terus membubung tinggi. Charles bilang harga bahan baku utama seperti jahe dan kencur naik hingga 300%-400%, akibat pengaruh cuaca buruk. Akibatnya, pengusaha banyak yang kalang-kabut untuk menutupi biaya produksi yang membengkak.

Jika sudah begini, lanjutnya, pengusaha tidak mempunyai pilihan selain menaikkan harga jamu di pasaran. Pilihan ini pun berpotensi menurunkan permintaan jamu di masyarakat. "Konsumen sangat sensitif dengan harga," ungkap Charles.

Semakin membanjirnya produk-produk jamu herbal asing juga berpotensi menghambat penjualan jamu nasional tahun ini. Charles bilang jamu asing punya modal yang lebih besar untuk mempromosikan produknya. Mereka dengan leluasa memasang iklan besar-besaran baik di televisi, koran dan media lainnya.
Akibatnya, mereka lebih dapat menjangkau pasar daripada produk jamu nasional. Dia berharap pemerintah dapat menertibkan peredaran jamu asing agar tidak menghambat pertumbuhan jamu nasional.

Rudiyanto, Ketua Asosiasi Produsen dan Pedagang Minuman Mengandung Etil Alkohol (Aspromia) Jawa Timur, menambahkan penjualan produk jamu yang menggunakan anggur juga berpotensi terhambat. Penyebab utamanya adalah ketentuan cukai atas minuman mengandung etil alkohol (MMEA). “Ketentuan ini dapat mengerek harga jamu hingga 500%," kata Rudi kepada KONTAN.
Rudi berharap pemerintah merevisi aturan tersebut mengingat efeknya bisa menjalar ke semua segi. Menurutnya, cukai tersebut tidak hanya bakal mengerek harga jamu dan minuman beralkohol tapi juga berpotensi membuat bangkrut banyak perusahaan.
Saat ini saja sudah banyak perusahaan yang tersengal-sengal akibat mengalami penurunan omzet. "Kalau dibiarkan bisa banyak yang bangkrut, dan banyak karyawan yang menganggur," tandas Rudi.