Label

Rabu, 26 Januari 2011

Kebutuhan NPK 2010 naik

Kebun meluas, kebutuhan NPK naik
JAKARTA. Tingginya permintaan komoditas perkebunan dan harga komoditasnya yang terus naik, mendorong banyak perusahaan perkebunan melakukan ekspansi berupa pembukaan lahan baru. Hal ini bakal mengerek permintaan pupuk NPK.
"Permintaan NPK naik karena luas areal perkebunan bertambah, tapi saya lupa persisnya berapa penambahannya," ujar Direktur Utama PT Pupuk Petrokimia Hidayat Nyakman kepada KONTAN (26/1). Dia memprediksi, pemakaian NPK tahun ini akan mencapai 2,8 juta ton. Jumlah ini naik dibanding tahun lalu yang sebesar 1,8 juta ton.
Berbeda dengan NPK, pemakaian pupuk urea bersubsidi tahun ini oleh sektor pertanian diprediksi tak jauh beda dengan penyerapan urea tahun lalu yang mencapai 4,8 juta ton. "Penyerapan pertanian tahun ini tak begitu jauh, berkisar sekitar 5 juta ton untuk subsidi," kata Hidayat.
Tingkat penyerapan urea pleh sektor pertanian ini masih di bawah produksi yang tahun ini ditargetkan 7,1 juta ton. Produksi ini naik dibanding tahun lalu sebanyak 6,7 juta ton. Dengan begitu, masih ada sisa yang belum terserap sebanyak 2,1 juta ton.
Menurut Hidayat, dari 2,1 juta ton itu sekitar 500.000-1 juta ton akan diserap sektor perkebunan. Nah, sisanya sekitar 1 juta ton kemungkinan akan diekspor.
Direktur Teknik dan Pengembangan PT Pupuk Sriwidjaya (Pusri) Holding Mustofa menyatakan, sejauh ini pengaturan tata niaga pupuk sudah dapat memenuhi kebutuhan pupuk pada berbagai lini. Mustofa menjamin, tak akan ada kelangkaan pupuk tahun ini. "Saat ini sosialisasi masih dilakukan kepada petani yang belum masuk kelompok tani. Ini untuk menyempurnakan sistem distribusi," jelas Mustofa.
Deputi Industri Primer, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Megananda Daryono mengatakan, meski serapan pupuk bersubsdi tahun ini tidak jauh berbeda dibandingkan tahun lalu, pemerintah tetap menaikkan anggaran subsidi pupuk. Pasalnya, harga eceran tertinggi (HET) pupuk mengalami kenaikan.
"HET urea naik dari Rp 1.600 hingga Rp 1.800 per kilogram (kg). Sementara HET NPK subsidi naik dari Rp 2.300 per kg jadi Rp 2.600 per kg," papar Megananda.
Masih terkendala gas
Meski HET naik, Mustofa menjamin distribusi pupuk tidak akan terganggu. Sebab, minimnya penyerapan pupuk tahun lalu mengakibatkan stok nasional di atas ketentuan pemerintah.
Namun, sebenarnya pasokan pupuk tahun ini belum aman benar. Pasalnya, hampir semua produsen pupuk masih terkendala pasokan gas sehingga aktivitas produksi bisa terganggu.
Bahkan, menurut Megananda, dari sekian banyak produsen pupuk, baru PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) yang mendapat kepastian komitmen pasokan gas tahun ini.
Sedangkan Pusri, Pupuk Kalimantan Timur (PKT), Pupuk Kujang Cikampek (PKC) dan Pupuk Petrokimia Gresik masih dalam tahap pembahasan.
"PIM mendapat komitmen gas dari Medco. Sementara Pusri sedang dibahas dan disiapkan MoU-nya. Kujang juga lagi dibahas, dan Petrokimia baru bisa dibahas pada semester II-2011," kata Megananda.
Sekadar catatan, produsen pupuk sedang melakukan revitalisasi pabrik dalam lima tahun ini. Program tersebut meliputi pabrik PKT V, pabrik kimia Gresik (PKG) 2, Pusri II B dan PKC IC. Namun program tersebut masih terkendala pasokan gas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar