Label

Kamis, 14 Juni 2012

Duta Firza dan LG garap Petrokimia

Duta Firza dan LG garap Petrokimia

JAKARTA. PT Duta Firza menggandeng LG International untuk membangun pabrik petrokimia di wilayah Tangguh, Teluk Bintuni, Papua Barat. Nilai investasi pabrik petrokimia tersebut sebesar Rp 27 triliun. Baik Duta maupun LG berharap, pabrik petrokimia ini beroperasi mulai pada 2018.
Chief Executive Officer (CEO) Duta Firza, Firlie Ganinduto, mengatakan, pihaknya dengan LG telah menandatangani perjanjian kerja sama atau head of agreement (HoA), Rabu (28/3). Perjanjian itu diteken Firlie selaku CEO Duta Firza dan Presiden LG, Young Bong Ha, disaksikan Menteri Perindustrian MS Hidayat dan Menteri Perdagangan Gita Wiryawan.
Duta Firza maupun LG sama-sama memastikan pasokan gas untuk pabrik petrokimia tersebut dari gas Lapangan Tangguh. "Kerja sama tersebut meliputi kegiatan pra perencanaan, pra studi kelayakan, hingga tahap pembangunan pabrik petrokimia," jelas Firza, kemarin.
Berdasarkan perjanjian ini, Duta Firza dan LG akan membentuk perusahaan patungan alias joint venture company untuk merealisasikan proyek. Perusahaan patungan tersebut, selain menanamkan investasi, juga akan melakukan pembangunan hingga menjadi operator pabrik petrokimia. Instalasi dan persiapan pelaksanaan proyek (comissioning) pabrik juga akan dilakukan perusahaan tersebut.
Tahap pra perencanaan dan pra studi kelayakan akan dilakukan oleh pihak ketiga dan ditargetkan selesai pada kuartal ketiga tahun ini. Kemudian, pengemdangan dari tahap pertama tersebut akan dijalankan pada kuartal pertama 2013. Target perusahaan tersebut, peletakan batu pertama pembangunan pabrik petrokimia akan mulai dilakukan pertengahan 2014.
"Tes produksi pertama ditargetkan bisa dilakukan pada kuartal keempat 2017 atau awal 2018," ujar Firlie. Tepatnya, setelah Kilang Tangguh Train 3 dan 4 selesai dibangun pada pertengahan 2017.
Kepala Divisi Humas, Sekuriti, dan Formalitas Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) Gde Pradnyana menuturkan, produksi gas dari Train 3 Kilang Tangguh sebagian memang akan dialokasikan untuk pabrik petrokimia. "Namun saya belum tahu apakah itu untuk Duta Firza dan LG atau bukan," kata dia.
BP Migas saat ini masih membahas rencana pengembangan atau plan of development (POD) untuk Train 3. "Sementara Train 4 masih belum ada cadangan gasnya, harus dieksplorasi dulu," jelas Firlie.
Kapasitas produksi Train 3 Kilang Tangguh rencananya bisa mencapai 3,8 juta ton per tahun dengan nilai investasi US$ 3,8 miliar. Besaran investasi tersebut lebih besar dari dua train sebelumnya. Untuk Train 2, untuk memproduksikan 1 ton dibutuhkan investasi US$ 250.000. Sementara Train 3, untuk memproeduksi 1 ton gas membutuhkan US$ 1 juta. POD Train 3 diharapkan bisa rampung tahun ini dan akan berproduksi secara komersial pada akhir 2016 atau awal 2017.
Saat ini, proyek Tangguh terdiri atas dua train yang masing-masing berkapasitas produksi 3,8 juta ton per tahun atau total 7,6 juta ton per tahun. Gas itu berasal dari tiga blok, yakni Berau, Wiriagar, dan Muturi dengan cadangan terbukti 14,4 triliun kaki kubik (tcf). Produksi Kilang Tangguh tersebut seluruhnya dialokasikan untuk ekspor dengan rincian Sempra (AS) 3,6 juta ton per tahun, Fujian (Tiongkok) 2,6 juta ton per tahun, dan Korea Selatan sekitar 1 juta ton per tahun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar