Label

Rabu, 04 Januari 2012

Empat bank kongsi biayai Pupuk Kujang


 

PUPUK KUJANG

Empat bank kongsi biayai Pupuk Kujang

Empat bank kongsi biayai Pupuk Kujang JAKARTA. Empat bank besar berkongsi untuk menyalurkan kredit senilai Rp 1,9 triliun ke PT Pupuk Kujang. Bank Rakyat Indonesia (BRI) bertindak sebagai pemimpin club deal dengan menyetor pinjaman sebesar Rp 1 triliun. Sisanya, masing-masing Rp 300 miliar, berasal dari Bank Central Asia (BCA), Bank Mandiri dan Bank Negara Indonesia (BNI). Kredit berjangka waktu tujuh tahun ini berbunga 8,25%.
Pupuk Kujang menggunakan pinjaman tersebut untuk membayar utang (refinancing) ke Japan Bank for International Cooperation (JBIC). BUMN pupuk ini mendapatkan kredit senilai ¥ 27 miliar pada tahun 2003 untuk membangun pabrik 1 B.
Sisa pinjaman yang harus dilunasi senilai ¥ 16,23 miliar atau setara Rp 1,94 triliun. "Peran JBIC nantinya akan diambil alih Mandiri, BRI, BNI dan BCA. Kami tidak lagi membayar dalam bentuk yen," kata Achmad Tossin, Direktur Utama PT Pupuk Kujang, seusai penandatanganan kredit, kemarin (4/1).
Perusahaan pelat merah ini menempuh opsi konversi utang ke rupiah untuk menghindari risiko kurs. Pinjaman dalam mata uang yen mempengaruhi neraca perusahaan. "Ketidakpastian kurs khususnya yen dapat merugikan perusahaan," kata Tossin.
Pabrik Kujang 1B telah beroperasi sejak tahun 2005 silam. Kapasitas produksinya mencapai 570.000 ton urea per tahun dan 330.000 ton amonia per tahun.
Tossin menambahkan, pihaknya berencana membangun pabrik baru senilai Rp 3 triliun. Sebanyak 70% dari pinjaman bank, sisanya menggunakan dana internal. Besar kemungkinan Pupuk Kujang akan mengajukan pinjaman ke empat bank itu lagi.
Asmawi Syam, Direktur Bisnis dan Kelembagaan BRI, menilai, konversi utang langkah yang tepat. Langkah ini dapat menghindarkan debitur dari risiko pasar.
Maklum, krisis global belum jelas jalan keluarnya, sehingga kurs valas bakal fluktuatif. "Ekonomi global cukup mengkhawatirkan. Selisih kurs dari bulan ke bulan bisa berpengaruh signifikan ke neraca debitur," kata Asmawi.
Fransisca Nelwan Mok, Direktur Corporate Banking Bank Mandiri mengatakan, pemberian pinjaman ini adalah bentuk partisipasi Bank Mandiri dalam mendukung program pemerintah.
Bank Mandiri tercatat sebagai kreditur terbesar industri pupuk. Nilai kredit yang sudah tersalurkan (outstanding) ke sektor ini mencapai Rp 9,2 triliun per November 2011. "Tumbuh sekitar 82% dibandingkan tahun sebelumnya," kata Fransisca.
BNI dan BRI masing-masing menyalurkan kredit Rp 5 triliun dan Rp 5,7 triliun. Sebelum membiayai Pupuk Kujang, BNI mengucurkan kredit ke Petrokimia Gresik senilai Rp 2,48 triliun, dan PT Pupuk Iskandar Muda senilai Rp 665 miliar. "Pupuk termasuk industri unggulan yang kami biayai," kata Krisna Suparto, Direktur Bisnis Banking BNI.
Sedangkan BRI menyalurkan kredit Rp 600 miliar ke PT Pupuk Kaltim dan Rp 1,4 triliun ke PT Petrokimia Gresik. Bank spesialis pembiayaan mikro ini juga telah membiayai Pupuk Kujang sebesar Rp 150 miliar, serta fasilitas Standby Letter of Credit senilai US$ 12,17 juta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar