Label

Rabu, 12 Oktober 2011

Pertumbuhan Industri Manufaktur Kuartal II 4,79%

Pertumbuhan Industri Manufaktur Kuartal II 4,79%

Pertumbuhan industri manufaktur kuartal II 2011 ditopang oleh industri mesin listrik, logam dasar, dan barang berbahan kimia. (IST) JAKARTA (IFT) – Pertumbuhan produksi industri manufaktur kuartal II 2011 sebesar 4,79%. Rusman Heriawan, Kepala Badan Pusat Statistik, dalam keterangan tertulisnya, Senin mengungkapkan pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang kuartal II 2011 sebesar 4,79% dibanding kuartal II 2010.

Selama tiga tahun terakhir, terjadi kenaikan pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang pada kuartal II. Pada kuartal II 2010 pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang naik 4,30 persen dari kuartal II 2009, pertumbuhan kuartal II 2009 naik 0,64 persen dari kuartal II 2008. Secara kuartalan, produksi industri manufaktur besar dan sedang pada kuartal II 2011 naik 1,56% dari kuartal I 2011.

Jenis-jenis industri yang mengalami kenaikan pada kuartal II 2011 dari kuartal II 2010, di antaranya industri mesin listrik dan perlengkapannya naik 19,96%, logam dasar naik 18,3%, kimia dan barang-barang dari bahan kimia naik 14,6%, kulit dan barang dari kulit dan alas kaki naik 14,3%, kertas dan barang dari kertas naik 11,47%, pengolahan tembakau tumbuh 11,06%, makanan dan minuman naik 8,7%, barang-barang dari logam kecuali mesin dan peralatannya naik 8,3%, tekstil naik 7,25%, serta barang galian bukan logam naik 5,22%.

Untuk industri yang mengalami penurunan produksi pada kuartal II 2011, di antaranya industri karet dan barang dari karet dan barang dari plastik turun 7,29%. Industri kayu dan barang-barang dari kayu turun 1,09%.

Panggah Susanto, Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian, mengatakan salah satu faktor penopang pertumbuhan industri manufaktur adalah pertumbuhan industri logam dasar yang di kuartal II mencapai 18,3%. Hal ini disebabkan konsumsi masyarakat terhadap produk logam dan sejenisnya sedang tinggi. Saat ini perbedaan antara konsumsi dan produksi besi dan baja lebih besar konsumsinya.

“Perbedaan ini mendorong pabrik meningkatkan kapasitas produksi dan berinvestasi,” katanya kepada IFT, Senin.

Tren pertumbuhan ini juga didorong oleh upaya pemerintah memberlakukan Standar Nasional Indonesia dan kebijakan antidumping untuk melindungi pasar domestik serta mendorong pertumbuhan produsen lokal dan mencegah masuknya produk impor non-standar. 

Menurut Departemen Riset IFT, pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang kuartal II 2011 meningkat dibanding pertumbuhan kuartal II 2010 sebesar 4,30%. Hal ini menunjukkan kondisi industri manufaktur di Indonesia yang mengalami peningkatan di tengah kondisi perekonomian Indonesia yang stabil dan bertumbuh.

Industri mesin listrik mengalami peningkatan 19,96%, paling tinggi di antara industri manufaktur lainnya. Pertumbuhan industri logam dasar sebesar 18,30%, menempati urutan kedua pertumbuhan industri. Pertumbuhan barang dari bahan kimia sebesar 14,6%, menempati pertumbuhan tertinggi ketiga.

Hal ini menunjukkan pertumbuhan industri manufaktur digerakkan oleh industri mesin listrik, logam dasar, dan barang berbahan kimia. Ini merupakan hal yang positif di tengah upaya industri manufaktur ditingkatkan kembali agar dapat bersaing di pasar domestik dan  menghadapi free trade area.

Target Meleset

Realisasi pertumbuhan industri manufaktur yang dilansir Badan Pusat Statistik menunjukkan target pertumbuhan sebesar 6% di kuartal II yang ditetapkan Kementerian Perindustrian tidak tercapai.

Arryanto Sagala, Kepada Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim, dan Mutu Industri Kementerian Perindustrian,  mengatakan realisasi pertumbuhan industri di kuartal II seharusnya lebih tinggi dari angka yang dipublikasi Badan Pusat Statistik.

“Angka yang dilansir Badan Pusat Statistik itu dibandingkan dengan angka yang mana?”  katanya kepada IFT, Senin.

Dalam kalkukasi Kementerian Perindustrian, pertumbuhan industri kuartal II diprediksi lebih besar dari realisasi pertumbuhan di kuartal I yang mencapai 5,75%. Meskipun lebih tinggi dari realisasi kuartal I, Arryanto mengakui pertumbuhan kuartal II belum mencapai 6%.

Kalkulasi perhitungan Kementerian Perindustrian ini menggunakan acuan angka yang ada dalam rencana pembangunan jangka menengah. Bahkan jika kebijakan insentif perpajakan diberlakukan, pertumbuhan bisa lebih tinggi lagi.

“Pada kuartal II ini baru fasilitas bea masuk ditanggung oleh pemerintah yang keluar. Padahal, kalangan industri sudah mengimpor bahan baku sejak Januari. Jadi mereka tidak kebagian fasilitas itu,” ujarnya.

Arryanto mengatakan target pertumbuhan industri manufaktur sebesar 6% di 2011 tidak akan direvisi. Kementerian Perindustrian optimistis target tersebut bisa tercapai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar