Label

Rabu, 12 Oktober 2011

SPECIAL REPORT: Peluang Investasi Industri Ban Masih Terbuka

SPECIAL REPORT: Peluang Investasi Industri Ban Masih Terbuka



JAKARTA (IFT) – Peluang investasi industri ban di Indonesia masih terbuka. Penjualan otomotif nasional yang tahun lalu mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah penjualan mobil di Indonesia dan diperkirakan masih akan tetap tinggi tahun ini, diprediksi akan meningkatkan permintaan ban di dalam negeri.

Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia, tahun lalu penjualan otomotif mencapai 764 ribu unit. Tahun ini, Gabungan Industri memprediksi penjualan kendaraan akan naik menjadi 800 ribu unit.

Selain tingginya penjualan otomotif yang diprediksi akan meningkatkan penjualan ban, pasokan karet alam juga menjadi faktor yang lain. Melimpahnya komoditas karet alam di dalam negeri, menurut Direktur Industri Kimia Hilir Kementerian Perindustrian Toeti Rahajoe, membuat peluang investasi untuk industri sangat menarik minat investor.

Apalagi, Toeti menambahkan, jika struktur industri dari hulu ke hilir makin penuh diisi, biaya produksi akan makin murah dan memiliki daya saing dibandingkan industri ban dari negara lain. 

Menurut Departemen Riset IFT, industri ban nasional selama beberapa tahun terakhir juga memperlihatkan perkembangan pesat, seiring dengan pertumbuhan industri otomotif. Meski sempat terpuruk pada 2009, tahun lalu sektor industri ini berangsur-angsur membaik.

Bahkan produksi maupun penjualan mengalami kenaikan signifikan. Produksi ban mobil pada 2010 naik 28,8% dan ban sepeda motor naik 43,2% dibanding 2009. Di tahun yang sama, penjualan ban di pasar replacement naik 23,8%, pasar original equipment manufacture (OEM) naik 54,4%, dan ekspor naik 25,4%.

Adanya korelasi pertumbuhan ekonomi, juga dapat dijadikan acuan potensi industri ban beberapa tahun ke depan. Sebagai gambaran, pada 2005 produksi ban nasional naik 16% ketika pertumbuhan ekonomi mencapai 7,2%. Pada 2010, produksi ban naik 33,7% saat perekonomian tumbuh 5,8%.

Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksi ekonomi Indonesia tahun ini naik 6,2% dan produksi otomotif dunia diproyeksikan naik 8,9% menjadi 64 juta unit.  Karena itu, produksi  industri ban Indonesia diperkirakan juga  akan makin tinggi mengikuti pertumbuhan industri mobil dan motor di dalam maupun luar negeri.

Peluang investasi dan potensi pasar yang masih besar itu tampaknya yang membuat investor asing menanamkan investasi langsung ataupun membeli industri ban yang sudah ada. 
Di dunia, perusahaan-perusahaan ban raksasa terlihat sedang melakukan konsolidasi dimana mereka cenderung mulai memindahkan basis industri ban mendekati bahan baku.
Salah satu investor asal Korea Selatan, Hankook Tire Co Ltd, menanamkan investasinya di Indonesia sebesar US$ 353 juta untuk membangun pabrik ban di Bekasi yang mulai beroperasi pada 2014. Ini dilakukan untuk mengamankan bahan bakunya.


PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) dikabarkan tengah dilirik investor asing. Even Go, Investor Relation Multistrada, mengakui ibarat gadis cantik beberapa waktu terakhir banyak beredar kabar ada banyak calon investor yang mau meminang Multistrada. Namun, menurut dia, dari sekian banyak calon investor belum ada yang benar-benar  final menyatakan minatnya untuk membeli saham atau bahkan menyatakan komitmennya.

“Dulu ketika kami masih kecil tidak ada yang melirik. Tapi sekarang ketika orang tahu kami sudah menjadi perusahaan kelas internasional banyak yang naksir. Namun, hingga saat ini belum kami putuskan karena belum ada investor yang benar-benar komitmen dengan kami,” katanya.
Pertumbuhan Multistrada tertinggi di Indonesia didukung oleh kegiatan-kegiatan yang menyasar komunitas pembalap. Di luar komunitas ini, merek-merek ban yang diusung Multistrada baru mulai dikenal sebagai alternatif ban replacement.
Untuk mengantisipasi permintaan ban yang tinggi, beberapa produsen menaikkan target produksi maupun penjualan mereka. PT Bridgestone Tire Indonesia misalnya, tahun ini menargetkan peningkatan kapasitas produksi naik 10% menjadi 14,4 juta ban per tahun dibanding tahun lalu.

PT Gajah Tunggal Tbk yang memiliki kapasitas produksi 24,3 juta unit akan meningkatkan kapasitas  ban  radial dari  30 ribu menjadi 45  ribu ban per hari pada 2012. Kapasitas ban sepeda motor juga akan ditingkatkan dari 37 ribu menjadi 105 ribu unit per hari.
Gajah Tunggal sebagai produsen ban untuk Michelin mendapatkan keuntungan dari prinsipalnya yang menguasai lebih dari 15% pangsa pasar ban dunia. Gajah Tunggal juga diuntungkan karena 10% dari penjualannya dari segmen Original Equipment Manufacturer (OEM) yang mengamankan sebagian penyaluran produksinya.

Multistrada juga berencana melakukan ekspansi untuk mengantisipasi tingginya permintaan ban di pasar domestik maupun pasar ekspor. Menurut Even Go, dalam laporan keuangan perseroan sudah disebutkan tentang berbagai kemungkinan untuk melakukan ekspansi usaha dan investasi, termasuk opsi  untuk masuk ke sektor hulu.
Sebagian penjualan Multistrada adalah off-take, di mana perusahaan memproduksi ban untuk brand selain Multistrada. Hal ini menguntungkan karena memberikan kesempatan perusahaan membangun kompetensi dan kualitas yang dipersyaratkan prinsipalnya.

Perseroan, kata Go, tahun ini investasi US$ 147 juta untuk ekspansi. Kapasitas produksi tahun ini untuk ban mobil ditingkatkan menjadi 7,5 juta unit per tahun, naik 30% dibandingkan tahun lalu. Sedangkan untuk ban sepeda motor naik menjadi 5 juta unit tahun ini dari 2,5 juta unit tahun lalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar