Label

Selasa, 27 Desember 2011

Fajar Surya Targetkan Pendapatan 2012 Rp 5 Triliun

Fajar Surya Targetkan Pendapatan 2012 Rp 5 Triliun


Fajar Surya menargetkan peningkatan kapasitas produksi menjadi 1,145 juta ton di 2012 dibanding proyeksi 2011 sebesar 950 ribu ton. (BLOOMBERG/DANIEL ACKER) JAKARTA (IFT) - PT Fajar Surya Wisesa Tbk (FASW), emiten kertas kemasan, menargetkan pendapatan Rp 5 triliun di 2012 atau tumbuh 22% dibanding target 2011 sebesar Rp 4,1 triliun. Hadi Rebowo Ongkowidjojo, Direktur Fajar Surya, mengatakan pertumbuhan pendapatan seiring dengan peningkatan kapasitas produksi menjadi 1,145 juta ton di 2012 dibanding proyeksi 2011 sebesar 950 ribu ton.

“Tahun depan perusahaan berencana melakukan sejumlah ekspansi kapasitas produksi, baik melalui modifikasi maupun dengan investasi mesin baru,” kata dia di Jakarta, Jumat.

Modifikasi (up grading) paper machine 7 akan meningkatkan kapasitas produksi Fajar Surya, dari 200 ribu ton per tahun menjadi 350 ribu ton per tahun. Paper machine 7 memproduksi corrugated medium paper dan kertas kemasan berwarna cokelat (kraft liner board). Mesin baru paper machine 6 nantinya akan memproduksi corrugated medium paper.

Modifikasi paper machine 7 yang ditargetkan selesai pada April 2012 membutuhkan investasi US$ 45 juta, sebesar US$ 30 juta di antaranya berasal dari kredit ekspor (export credit agency/ECA).

Nilai investasi untuk paper machine 6 diperkirakan mencapai US$ 100 juta–US$ 125 juta, dan hingga kini perseroan belum menentukan sumber pendanaan dari proyek tersebut.

“Ekspansi paper machine 6 ini masih dalam perencanaan dan belum kami putuskan. Jadi saat ini masih dalam fase desain sehingga proyek mesin dan pendanaannya baru akan diputuskan pada tahun depan,” tutur Hadi.

Seiring dengan rencana ekspansi tersebut, Fajar Surya menganggarkan belanja modal sebesar US$ 80 juta dengan sebagian sumber pendanaan dari sindikasi pinjaman.

Menurut Hadi, modifikasi dan penambahan mesin diharapkan dapat membantu efisiensi. Biaya produksi dan biaya energi diharapkan bisa turun hingga 10%, kualitas produk meningkat dan konsumsi based paper bisa menurunkan biaya pokok.

Menurut Departemen Riset IFT, pendapatan rata-rata per tahun (CAGR) Fajar Surya periode 2006-2010 sebesar 19%. Target 2012 ditetapkan lebih tinggi dari CAGR 2006-2010 seiring dengan proyek ekspansi yang telah dan tengah dilakukan perseroan. Kapasitas utilisasi Fajar Surya di 2010 mencapai 104%, membuat program ekspansi perlu dilakukan. Hasilnya, di kuartal III 2011 tingkat utilisasi turun menjadi 92%.

Produk kertas pembungkus Fajar Surya digunakan oleh banyak sektor industri, seperti produk farmasi, sepatu, barang rumah tangga, makanan olahan dan barang elektronik. Oleh karenanya pertumbuhan pendapatan Fajar Surya ditopang oleh pertumbuhan permintaan akan barang-barang konsumsi.

Segmen geografis penjualan Fajar Surya 93% adalah domestik, sehingga tidak terpangaruh secara langsung terhadap kondisi krisis ekonomi yang sedang melanda Eropa dan Amerika.

Pada perdagangan Jumat, harga saham Fajar Surya turun Rp 150 atau 3,7% ke posisi Rp 3.900 dibanding penutupan perdagangan Kamis.


Pasar Ekspor
Menurut Hadi, pasar kertas kemasan tahun depan masih akan tetap bertumbuh sejalan dengan pertumbuhan industri konsumsi dan rumah tangga. Namun krisis utang di Eropa diperkirakan bisa berdampak terhadap kondisi pasar domestik.

Untuk mengantisipasi dampak krisis di dalam negeri, perusahaan akan meningkatkan porsi ekspornya dari sekitar 7% di 2011 menjadi 10%-15% di 2012. Adapun negara-negara yang menjadi tujuan ekspor perusahaaan antara lain, Malaysia, Vietnam, Filipina dan Timur Tengah.

Hadi juga mengatakan bahan baku impor turun sebesar 5% pada dua bulan terakhir. Saat ini Fajar Surya menggunakan komposisi bahan baku lokal dan domestik dengan porsi seimbang. Hadi mengharapkan turunnya bahan baku impor akan meningkatkan margin perusahaan.

Omzet industri kemasan nasional secara total di 2012 diprediksi mencapai US$ 4,6 miliar naik dibanding estimasi 2011 sebesar US$ 4,2 miliar. Henky Wibawa, Direktur Eksekutif Federasi Pengemasan Indonesia, sebelumnya mengatakan pasar industri kemasan nasional diproyeksi tumbuh 10%-15% di 2012 seiring potensi pertumbuhan kebutuhan kemasan di industri konsumsi.

“Tahun ini pertumbuhan industri kemasan kami estimasikan lebih rendah dari target sebelumnya, namun tahun depan kami masih optimistis secara industri bisa tumbuh dua kali dari proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional,” ungkap dia.

Pertumbuhan industri kemasan akan didorong ekspansi kapasitas dan investasi baru yang dilakukan pelaku usaha sektor konsumsi.(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar