Label

Selasa, 27 Desember 2011

Kertas Basuki Targetkan Raih Dana US$ 60 juta

Kertas Basuki Targetkan Raih Dana US$ 60 juta

Kertas Basuki menargetkan kapasitas produksi akan optimal menjadi 12 ribu ton per tahun di 2012 dari sebelumnya 10.800 per tahun di 2011. (BLOOMBERG/SUZANNE PLUNKETT) JAKARTA (IFT) - PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk (KBRI) menargetkan bisa memperoleh dana senilai US$ 60 juta untuk membiayai pembangunan paper machine 2 pada pertengahan 2012. Ito Prawira, Direktur Kertas Basuki, mengatakan pendanaan akan diupayakan melalui dua opsi, yakni pinjaman dari perbankan atau dari investor dengan cara penerbitan saham baru tanpa melalui penawaran ke publik (private placement).

Menurut Ito, paper machine 2 merupakan salah satu langkah perseroan untuk menaikkan kapasitas produksi menjadi 150 ribu ton kertas per tahun. Penjualan kertas dari paper machine 2 nantinya diproyeksikan untuk pasar ekspor. Pembangunan paper machine 2 sudah direncanakan sejak 2010 namun tertunda akibat terkendala sulitnya mendapatkan pembiayaan dari perbankan.

"Skema penjajakan untuk mendapatkan pendanaan saat ini masih on progress,  sudah ada dari bank lokal dan diharapkan kami bisa memperoleh pada pertengahan tahun depan. Sehingga pada 2013 mesin ini sudah bisa berproduksi," kata Ito di Jakarta, Selasa.

Dari sisi penanam modal, perusahaan mengharapkan memperoleh investor yang berasal dari bidang yang sama, agar kelangsungan bisnis bisa berjalan lama.

Menurut Ito, hingga saat ini posisi keuangan Kertas Basuki sudah tidak dibebani hutang berbunga. Hal itu seiring langkah perseroan yang telah menyelesaikan utang jangka panjang, pembayaran utang pesangon, serta utang usaha.

Saat ini debt to equity ratio (DER) perseroan turun menjadi 10,02% di 2011 dari sebelumnya 76,06% di 2010.

Untuk menumbuhkan kepercayaan dari investor dan pihak perbankan dalam mendapatkan pendanaan, Kertas Basuki saat ini tengah menyelesaikan revitalisasi paper machine 1 dengan kebutuhan dana sekitar Rp 12 miliar.

Perseroan telah memiliki dana sekitar Rp 6 miliar yang diperoleh dari penjualan beberapa aset tidak produktif senilai Rp 20 miliar–Rp 30 miliar. Sebagian dana dari hasil penjualan aset rencananya akan digunakan untuk membiayai belanja modal di 2012 sebesar Rp 6 miliar–Rp 7 miliar untuk menyelesaikan proyek revitalisasi paper machine 1.

Setelah revitalisasi selesai perusahaaan menargetkan kapasitas produksi akan optimal menjadi 12 ribu ton per tahun di 2012 dari sebelumnya 10.800 per tahun di 2011. Seiring dengan hal tersebut, kata Ito, tahun depan volume penjualan juga ditargetkan sebesar 1.000 ton per bulan.

“Namun kami belum bisa memprediksi kisaran nilai penjualan tahun depan dikarenakan harga kertas yang termasuk barang komoditi harganya sulit diperkirakan dan fluktuatif tergantung suplai dan permintaan pasar,” ungkapnya.

Menurut Ito, menjelang akhir tahun ini terjadi tren penurunan harga jual kertas di pasar padahal harga bahan baku tidak mengalami penurunan. Akibatnya margin laba perseroan hingga akhir 2011 berpotensi tergerus.

"Perusahaam belum tahu akan menaikan harga kertas tahun depan atau tidak. Semua bergantung pasar," kata Ito.

Pada penutupan perdagangan Selasa, harga saham Kertas Basuki ditutup stagnan di angka Rp 50 per saham dibandingkan penutupan hari sebelumnya.

Ekspansi kapasitas juga dilakukan emiten kertas lainnya PT Fajar Surya Wisesa Tbk (FASW). Hadi Rebowo Ongkowidjojo, Direktur Fajar Surya sebelumnya tahun depan perseroan berencana melakukan sejumlah ekspansi kapasitas produksi, baik melalui modifikasi (up grading) paper machine 7 sehingga kapasitasnya meningkat menjadi 350 ribu ton per tahun dari sebelumnya 200 ribu ton per tahun, maupun dengan  investasi mesin baru yakni  paper machine 6  yang memproduksi kertas bergelombang untuk kotak kemasan (corrugated medium paper) dan kertas kemasan berwarna cokelat (kraft liner board).

Tahun depan Fajar Surya menargetkan pertumbuhan volume penjualan rata-rata per tahun sebesar 24,6% menjadi 1,145 juta ton dibanding proyeksi 2011 sebesar 950 ribu ton.

“Ekspansi  paper mechine 6 ini masih dalam perencanaan dan belum Kami putuskan. Jadi saat ini masih dalam fase desain sehingga proyek mesin ini  berikut pendanaa baru akan diputuskan pada tahun depan,” ujar Ongko. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar