Label

Senin, 26 Desember 2011

Shin Dong Bin: Kembangkan industri petrokimia di AS dan Indonesia (4)

Shin Dong Bin: Kembangkan industri petrokimia di AS dan Indonesia (4)

Setelah berhasil masuk ke pasar China dan Rusia, Lotte Group mulai merambah Amerika Serikat dan Asia Tenggara. Di dua kawasan tersebut, selain tetap mengusung bisnis ritelnya, Lotte juga bakal mengembangkan industri petrokimia. Lewat anak usaha bernama Honam Petrochemical, Dong Bin membuat produk-produk ramah lingkungan nan laris manis di pasaran.
Amerika Serikat (AS) menjadi negara tujuan investasi Lotte Group setelah Rusia dan China. Tak hanya negeri Paman Sam, Shin Dong Bin juga fokus menggarap pasar Asia, termasuk Indonesia. Menurut Dong Bin, AS adalah negeri yang cocok untuk bisnisnya.
Lotte mulai masuk pasar AS pada tahun ini. Untuk bisa menguasai pasar AS, Dong Bin menerapkan strategi berbeda dengan yang telah dia lakukan di Asia. Jika di Asia dia masuk dengan usaha ritel, di AS dia menggarap usaha petrokimia. Itulah sebabnya, Dong Bin kemudian memperkuat Honam Petrochemical Alabama Corp untuk menjadi ujung tombak Lotte di AS. Honam adalah anak usaha Lotte Group. Perusahaan ini diakuisisi oleh Lotte Group pada tahun 1976.
Bagi Dong Bin, pasar AS memang sungguh strategis. Karena itu, dia yakin mampu mengerek penjualan hingga tiga kali lipat di Negeri Barack Obama ini. Maklum, pasar di AS cukup ramah terutama untuk pengembangan teknologi ramah lingkungan.
Melalui Honam, Dong Bin mulai membangun pabrik manufaktur chip dan long termoplastik fiber (LTF). Bahan ini akan memenuhi kebutuhan produsen mobil besar seperti Marcedez Benz, Toyota, Hyundai Motor Company, dan Samsung Electronics. Selain itu, Honam juga memproduksi chemical flow battery (CFB).
CFB adalah jenis baterai yang mampu menyimpan sejumlah besar tenaga angin atau energi surya. Di AS, pasar untuk baterai jenis ini cukup besar. Untuk memperluas bidang usaha CFB, Lotte menjalin kerja sama dengan ZBB Energy dengan investasi sebesar US$ 6 juta. Dengan ekspansi ini, Dong Bin memasang target penjualan total sebesar 200 triliun won hingga 2018 nanti.
Target ini bukanlah mimpi, sebab pada tahun lalu, Honam telah berhasil meraup pendapatan sebesar 14 triliun won. Jumlah itu mengalami kenaikan sekitar 47,4% dibanding tahun sebelumnya. Pada 2009, pendapatan Honam Petrochemical hanya sebesar 9,5 triliun won. Dengan jumlah itu, Honam Petrochemical menyumbang pendapatan terbesar ketiga setelah Lotte Departemen Store dan Lotte Mart.
Kenaikan pendapatan yang cukup tinggi diperoleh Honam usai mengakuisisi Titan Kimia, perusahaan petrokimia asal Malaysia. Honam mengakuisisi Titan Kimia melalui dua tahapan. Tahap pertama, Honam melakukan pembelian saham Titan Kimi sebesar 72% dengan nilai US$ 1,27 miliar pada Juli 2010.
Pembelian saham tahap kedua dilakukan pada November 2010. Ketika Dong Bin menambah kepemilikan di Titan sebesar 28% saham.
Dong Bin berharap, pembelian Titan ini akan melebarkan cengkeraman Lotte di pasar petrokimia Asia Tenggara. Sebab, akuisisi ini telah menjadikan Honam sebagai perusahaan petrokimia terbesar kedua di Asia setelah Taiwan Formosa Petrochemical. Dengan masuknya Titan, produksi Honam menanjak tajam. Kalau semula pendapatan hanya 1,75 juta ton menjadi 2,5 juta ton per tahun.
Sebenarnya, keinginan Dong Bin untuk membesarkan Honam Petrochemical sudah lama. Sebelum AS, Dong Bin juga sudah mengincar beberapa negara yang menjadi target investasi seperti Malaysia, Indonesia, Vietnam, Rusia, dan India.
Di Indonesia, Honam berencana menginvestasikan uang sebesar US$ 3 miliar hingga US$ 5 miliar untuk membangun pabrik petrokimia di Banten. Supaya ekspansinya ke Indonesia makin lancar, Dong Bin sudah bertemu dengan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono beberapa waktu lalu.
Selain masuk di sektor olefin, Honam juga akan masuk ke sektor industri aromatik. Alasannya, pasar untuk industri petrokimia masih terbuka lebar. Namun sampai saat ini masih sedikit pemain yang berani untuk berinvestasi di industri aromatik.
(Selesai)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar